Dia meneliti dua kelompok, dimana kelompok pertama terdiri dari sembilan musisi (enam pemain biola, dua cello, dan seorang pemain gitar), dan selanjutnya enam orang non-musisi pada kelompok kedua. Dari penelitiannya, Dr. Taub sampai pada kesimpulan bahwa mereka yang aktif menggerakkan jemarinya pada instrumen berdawai memiliki peluang terserang stroke lebih kecil dibandingkan dengan kelompok kedua.
Alasannya adalah jemari yang sering berlatih itu akan mengirimkan sinyal-sinyal secara tetap pada otak kanan, yang membuat otak kanan membesar. Dengan membesarnya bagian itu, kontrol gerakan anggota tubuh lebih terjaga, sehingga kemungkinan terserang stroke bisa diminimalisasi.
Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Taub ini memang lebih memfokuskan pada proses (yakni, gerakan tangan) dan bukan pada hasil (yakni, melodi yang tercipta).
So, bermain gitar selain mengasyikkan, ternyata bermanfaat bagi kesehatan kita juga.